Belajar Membuat Heater ke Shenzhen China (2)
Bangun pagi-pagi di kota berpenduduk 8 juta jiwa dengan memiliki luas wilayah 2.020 Km2 tidak saya sia-siakan untuk berkeliling kota dengan jalan kaki. Sehenzhen benar-benar sebuah kota yang hidup, ditopang dengan berbagai industri yang beragam membuat kota Shenzhen banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia. Baik untuk sekedar jalan-jalan maupun untuk urusan bisnis. Toko-toko berukuran sangat besar berada dimana-mana sampai dipinggiran kota sekalipun.
Dipagi hari disaat jam berangkat kerja, saya lihat ribuan orang keluar dari apartemen – apartemen yang menjulang tinggi hampir disemua sudut kota Shenzhen menuju jalan raya untuk berangkat menuju tempat kerjanya masing-masing. Ada yang menggunakan bis kota tetapi tidak sedikit yang berjalan kaki memenuhi trotoar jalan raya. Mereka berlalu lalang dengan tujuan yang berbeda-beda.
Setelah berjalan kaki lebih dari dua jam dan waktu menunjukkan pukul 8 saya bergegas kembali ke hotel untuk mempersiapkan jika sewaktu-waktu di jemput mobil dari TC yang menurut Judy akan datang ke hotel pukul 9. Sarapan pagi saya memasak mie instan yang saya bawa dari Indonesia. Saya memang membawa mie Instan cukup banyak, hampir semua isi koper berisi bahan makanan, termasuk abon, sambel pecel titipan dari istri tercinta.
Pukul 9 tepat waktu Shenzhen pegawai berseragam TC datang ke Hotel. Sayapun sudah siap di lobi hotel. Diperjalanan menuju TC yang berada di pinggiran kota, pegawai TC menawari saya untuk sarapan pagi di restoran muslim yang kebetulan dilewati. Tetapi saya katakan bahwa saya sudah sarapan mie dihotel, dan pegawai TC tersebut mengerti dan tidak memaksa saya untuk mampir sarapan di jalan dulu. Saat itu jalanan di kota Shenzhen sudah sangat ramai, toko-toko sudah banyak yang buka. Rumah makan kecil, menengah maupun restoran besar juga mulai ramai.
Sesampai di pabrik TC saya langsung di bawa ke kantor Judy Peng di lantai 3 gedung yang totalnya berlantai 10. Judy menyambut saya dengan sangat ramah, menanyakan hal-hal kecil selama di hotel. Saya katakan ke Judy bahwa saya sebaiknya mencari hotel dekat kantor saja, sehingga saya bisa jalan kaki pulang pergi sehingga tidak merepotkan harus menjemput dan mengantar pulang ke Hotel. Judy setuju dan mempersilahkan saya untuk mencari hotel sendiri yang memang banyak di sekitar perusahaan TC.
Setelah saya menunggu beberapa saat Judy mengajak saya untuk turun ke lantai satu dimana bagian pabrikasi berada. Saya diperkenalkan dengan kepala bagian pabrik dan stafnya. Semuanya ramah-ramah dengan penuh senyum menyalami saya. Mungkin, dengan bahasa mandarin Judy menyampaikan keiinginan saya selama berada di Shenzhen untuk belajar bagaimana cara membuat heater yang baik.
Mr. Oei yang diperkenalkan kepada saya, dan akan terus memandu saya selama di perusahaan TC sungguh luar biasa sikapnya. Sangat hangat dan penuh ke akrapan kepada saya. Pada pelajaran pertama, Mr. Oei mengajak saya ke ruangannya. Saya diberi banyak brosur yang berhubungan dengan element heater dan thermcouple sensor, serta memutarkan video bagaimana proses element heater dan thermocouple dibuat. Saya beranikan diri bertanya kepada Mr. Oei apa video tersebut boleh di copy, dengan senang hati Mr. Oei menjawab boleh. Sampai saat ini video tersebut masih sering saya lihat dan saya simpan dengan baik sebagai kekayaan yang tidak ternilai harganya dalam hidup saya.
Mr. Oei memberikan arahan kepada saya diawal awal harus mampu menghitung teknis heater secara baik. Itulah hal yang paling mendasar jika ingin menguasai teknik pembuatan element heater. Dari hasil saya seharian penuh belajar di bagian perencanaan produksi ada tiga hal yang saya pelajari sebagai bekal membuat element heater. Yang pertama adalah bagaimana cara menghitung daya yang diperlukan oleh pemesan untuk kegunaan element heater pada media yang diinginkan. Misalnya menghitung element heater untuk memanaskan air 25 galon dalam temperature 100 Deg.C dan dalam waktu 1 jam. Produsen element heater harus mampu menghitung dengan baik, agar pemesan Element Heater mendapatkan heater yang sesuai dan terjadi efisiensi didalam penggunaan listriknya.
Kedua, harus bisa menghitung antara keinginan pembeli, daya yang diinginkan dan material yang harus dipakai. Perpaduan antara keinginan pemesan dan hitungan secara teknis harus padu sehingga dapat menghasilkan element heater yang sesuai fungsinya juga dalam standart kualitas yang memadai.
Ketiga, seorang perancang produksi heater harus mampu menghitung kebutuhan daya yang akan dibuat untuk dijalankan didalam produksi element heater. Misalnya, untuk membuat element heater dengan panjang satu meter, diameter 11 mm, daya 1000 Watt dengan tegangan 220 Volt. Penentuan dan pemilihan jenis niklin yang tepat adalah hal terpenting didalam pembuatan Element heater.
Menjelang pukul 5 sore staf Judy Peng mendatangi saya untuk segera diantar ke Hotel, karena saya memang berpesan ke Judy sesampai di Hotel saya akan kembali numpang mobilnya untuk kembali ke TC karena saya akan pindah hotel persis disamping TC ada hotel kecil yang cukup representatif. Disamping dekat, saya bisa jalan kaki pergi pulang dari TC, tarifnyapun juga tidak semahal hotel pertama kali saya tempati di kota Shenzhen. Saya memang harus mencari hotel yang murah karena belum tahu sampai kapan tinggal di kota Shenzhen.
Saya sungguh beruntung, mendengar pembicaraan saya dengan Judy, staf Judy yang kemudian saya tahu namanya Fang, memberitahu jika disamping perusahaan ada hotel kecil tetapi sangat bersih dan baik, tamu-tamu perusahaan biasanya juga banyak yang bermalam disana. Saya berterima kasih pada Fang yang telah memberi informasi sangat penting. Fang benar-benar wanita yang cantik seperti bintang film Hongkong, kataku dalam hati.
Malam menjelang tidur saya kirim sms ke Judy Peng bahwa saya ingin datang lagi ke pameran di Guangzhou karena merasa belum puas dan sayang jika harus terlewatkan, juga belum tentu kapan bisa datang ke Guangzhou lagi. Saya bilang ke Judy Peng bahwa saya bermaksud pergi ke Guangzhou sendirian dengan naik kendaraan umum atau kereta api. Saya dengar ada kereta api cepat antara Guangzhou – Shenzhen dan merupakan jalur kereta api terpadat di China setelah Sanghai - Beijing. Judypun mengijinkan bahwa hari terakhir pameran jatuh pada hari minggu, sehingga tidak harus meninggalkan jadwal pelatihan di TC. ( BERSAMBUNG )
Dipagi hari disaat jam berangkat kerja, saya lihat ribuan orang keluar dari apartemen – apartemen yang menjulang tinggi hampir disemua sudut kota Shenzhen menuju jalan raya untuk berangkat menuju tempat kerjanya masing-masing. Ada yang menggunakan bis kota tetapi tidak sedikit yang berjalan kaki memenuhi trotoar jalan raya. Mereka berlalu lalang dengan tujuan yang berbeda-beda.
Setelah berjalan kaki lebih dari dua jam dan waktu menunjukkan pukul 8 saya bergegas kembali ke hotel untuk mempersiapkan jika sewaktu-waktu di jemput mobil dari TC yang menurut Judy akan datang ke hotel pukul 9. Sarapan pagi saya memasak mie instan yang saya bawa dari Indonesia. Saya memang membawa mie Instan cukup banyak, hampir semua isi koper berisi bahan makanan, termasuk abon, sambel pecel titipan dari istri tercinta.
Pukul 9 tepat waktu Shenzhen pegawai berseragam TC datang ke Hotel. Sayapun sudah siap di lobi hotel. Diperjalanan menuju TC yang berada di pinggiran kota, pegawai TC menawari saya untuk sarapan pagi di restoran muslim yang kebetulan dilewati. Tetapi saya katakan bahwa saya sudah sarapan mie dihotel, dan pegawai TC tersebut mengerti dan tidak memaksa saya untuk mampir sarapan di jalan dulu. Saat itu jalanan di kota Shenzhen sudah sangat ramai, toko-toko sudah banyak yang buka. Rumah makan kecil, menengah maupun restoran besar juga mulai ramai.
Sesampai di pabrik TC saya langsung di bawa ke kantor Judy Peng di lantai 3 gedung yang totalnya berlantai 10. Judy menyambut saya dengan sangat ramah, menanyakan hal-hal kecil selama di hotel. Saya katakan ke Judy bahwa saya sebaiknya mencari hotel dekat kantor saja, sehingga saya bisa jalan kaki pulang pergi sehingga tidak merepotkan harus menjemput dan mengantar pulang ke Hotel. Judy setuju dan mempersilahkan saya untuk mencari hotel sendiri yang memang banyak di sekitar perusahaan TC.
Setelah saya menunggu beberapa saat Judy mengajak saya untuk turun ke lantai satu dimana bagian pabrikasi berada. Saya diperkenalkan dengan kepala bagian pabrik dan stafnya. Semuanya ramah-ramah dengan penuh senyum menyalami saya. Mungkin, dengan bahasa mandarin Judy menyampaikan keiinginan saya selama berada di Shenzhen untuk belajar bagaimana cara membuat heater yang baik.
Mr. Oei yang diperkenalkan kepada saya, dan akan terus memandu saya selama di perusahaan TC sungguh luar biasa sikapnya. Sangat hangat dan penuh ke akrapan kepada saya. Pada pelajaran pertama, Mr. Oei mengajak saya ke ruangannya. Saya diberi banyak brosur yang berhubungan dengan element heater dan thermcouple sensor, serta memutarkan video bagaimana proses element heater dan thermocouple dibuat. Saya beranikan diri bertanya kepada Mr. Oei apa video tersebut boleh di copy, dengan senang hati Mr. Oei menjawab boleh. Sampai saat ini video tersebut masih sering saya lihat dan saya simpan dengan baik sebagai kekayaan yang tidak ternilai harganya dalam hidup saya.
Mr. Oei memberikan arahan kepada saya diawal awal harus mampu menghitung teknis heater secara baik. Itulah hal yang paling mendasar jika ingin menguasai teknik pembuatan element heater. Dari hasil saya seharian penuh belajar di bagian perencanaan produksi ada tiga hal yang saya pelajari sebagai bekal membuat element heater. Yang pertama adalah bagaimana cara menghitung daya yang diperlukan oleh pemesan untuk kegunaan element heater pada media yang diinginkan. Misalnya menghitung element heater untuk memanaskan air 25 galon dalam temperature 100 Deg.C dan dalam waktu 1 jam. Produsen element heater harus mampu menghitung dengan baik, agar pemesan Element Heater mendapatkan heater yang sesuai dan terjadi efisiensi didalam penggunaan listriknya.
Kedua, harus bisa menghitung antara keinginan pembeli, daya yang diinginkan dan material yang harus dipakai. Perpaduan antara keinginan pemesan dan hitungan secara teknis harus padu sehingga dapat menghasilkan element heater yang sesuai fungsinya juga dalam standart kualitas yang memadai.
Ketiga, seorang perancang produksi heater harus mampu menghitung kebutuhan daya yang akan dibuat untuk dijalankan didalam produksi element heater. Misalnya, untuk membuat element heater dengan panjang satu meter, diameter 11 mm, daya 1000 Watt dengan tegangan 220 Volt. Penentuan dan pemilihan jenis niklin yang tepat adalah hal terpenting didalam pembuatan Element heater.
Menjelang pukul 5 sore staf Judy Peng mendatangi saya untuk segera diantar ke Hotel, karena saya memang berpesan ke Judy sesampai di Hotel saya akan kembali numpang mobilnya untuk kembali ke TC karena saya akan pindah hotel persis disamping TC ada hotel kecil yang cukup representatif. Disamping dekat, saya bisa jalan kaki pergi pulang dari TC, tarifnyapun juga tidak semahal hotel pertama kali saya tempati di kota Shenzhen. Saya memang harus mencari hotel yang murah karena belum tahu sampai kapan tinggal di kota Shenzhen.
Saya sungguh beruntung, mendengar pembicaraan saya dengan Judy, staf Judy yang kemudian saya tahu namanya Fang, memberitahu jika disamping perusahaan ada hotel kecil tetapi sangat bersih dan baik, tamu-tamu perusahaan biasanya juga banyak yang bermalam disana. Saya berterima kasih pada Fang yang telah memberi informasi sangat penting. Fang benar-benar wanita yang cantik seperti bintang film Hongkong, kataku dalam hati.
Malam menjelang tidur saya kirim sms ke Judy Peng bahwa saya ingin datang lagi ke pameran di Guangzhou karena merasa belum puas dan sayang jika harus terlewatkan, juga belum tentu kapan bisa datang ke Guangzhou lagi. Saya bilang ke Judy Peng bahwa saya bermaksud pergi ke Guangzhou sendirian dengan naik kendaraan umum atau kereta api. Saya dengar ada kereta api cepat antara Guangzhou – Shenzhen dan merupakan jalur kereta api terpadat di China setelah Sanghai - Beijing. Judypun mengijinkan bahwa hari terakhir pameran jatuh pada hari minggu, sehingga tidak harus meninggalkan jadwal pelatihan di TC. ( BERSAMBUNG )