-->

Dampak Corona


Warung Kopi : Seorang penjual kopi mengeluh, warung kopinya yang setiap hari ramai dikunjungi penghobi kopi sudah tidak boleh buka lagi. Apa yang bisa dilakukan? Tidak ada, karena jualan minuman kopi beda dengan jualan makanan atau minuman yang lainnya. Jualan es degan misalnya, lazim pembeli beli dengan cara dibungkus untuk diminum dirumah. Penjual angsle, penjual es campur, penjual dawet, penjual kolak, termasuk jajanan sejenis minuman yang lazim dibungkus untuk diminum dirumah.
Jual minuman kopi memang beda, disamping minumnya harus dalam keadaan panas setelah disajikan, suasananya juga menjadi berharga penting menyertai nikmatnya rasa kopi. Dalam keadaan seperti sekarang memang repot, minuman kopi sulit dikemas sebagai mana orang menjual minuman yang lain.
Pemilik Kolam Pancing : Kebetulan di Sidoarjo banyak obyek pemancingan yang sangat ramai, tiap sore, dan juga tiap hari sabtu dan minggu pasti ramai didatangani pemancing baik penghobi maupun pemancing dadakan. Dampak korona semua pemancingan ditutup, termasuk pemancingan ditambah tidak diijinkan oleh aparat keamanan. Solusi jangan pendek pemilik kolam pancing yaitu dengan menjual ikannya ke pasar. Tentu ini butuh effort tersendiri. Karena biasanya pedangan dipasar sudah memiliki supplier sendiri. Disamping itu tentu harganya tidak sebaik dijual kepada para pemancing yang datang sendiri kekolam. Lebih – lebih dimasak ditempat, tentu pemilik pemancingan memiliki keuntungan yang lebih juga dibandingkan dengan menjual ikannya ke pasar.
Tempat Wisata : Baik yang dimiliki perorangan maupun pemerintah, semua tempat wisata sudah sejak awal munculnya virus corona dilakukan penutupan. Ini berdampak sangat luas sebenarnya. Karena tempat wisata sudah pasti dikelilingi oleh banyak pihak pendudung. Seperti penjual makanan disekitarnya, penjual souvenir, maupun jasa transfortasi yang harus berhenti total sama sekali. Contohnya Pulau merah di Pesanggaran Banyuwangi yang merupakan tempat wisata paling diminati oleh wisatawan dari berbagai daerah. Puluhan bus dengan berpenumpang penuh dari berbagai kota tiap hari, ditambah ratusan mobil dan motor pribadi mengunjungi pulau merah, tapi saat ini harus ditutup total. Tentu tak sedikit yang menjadi kelimpungan karenanya.
Pasar Kuliner : Sejak diyakini bahwa penyebaran korona melalui orang ke orang, tempat – tempat keramaian yang perpotensi mendatangkan pengunjung banyak diminta oleh pemerintah untuk menututpnya. Dalam satu area pasar kuliner seperti Paskul di Kawasan Sidoarjo, yang terlibat begitu banyak orang. Artinya banyak penjual yang semula mengandalkan jualan dipasar kuliner untuk mencari nafkah, sekarang harus kehilangan pekerjaan, dan harus berdiam diri dirumah menunggu diijinkannya jualan kembali. Sampai kapan harus berdiam diri dirumah? Semuanya tidak ada yang bisa menjawab. Mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan dengan segera, korona hilang, sehingga semua aktivitas bisa kembali dilakukan.
Angkutan Umum : Merupakan sektor yang sangat terpukul dengan adanya wabah korona, baik itu angkutan umum udara, darat dan laut. Hampir semuanya lumpuh, disamping beberapa tempat dilakukan lockdown sehingga tertutup total akases masuk kesuatu wilayah, masyarakat sendiri sangat sedikit yang bepergian. Bahkan angkutan roda dua sejenis ojol sangat terpukul. Penurunan penumpangnya lebih dari separuhnya. Menurut driver ojol yang biasanya dapat 300 ribu sampai dengan 400 ribu perhari, saat ini untuk mendapatkan 100 ribu saja sangat sulit. Penumpang hampir saja sudah tidak ada, yang masih lumayan didapat dari order makanan dan pengiriman barang dari satu tempat ketempat lainnya.
BERSAMBUNG

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel